Selasa, 17 Desember 2013

Etika Saat Makan Dan Minum


Etika Saat Makan Dan Minum
1. Berupaya untuk mencari makanan yang halal. Allah Subhannahu wa
Ta'ala berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. (Al-
Baqarah: 172). Yang baik disini artinya adalah yang halal.
2. Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar
bisa dapat beribadah kepada Allah,
agar kamu mendapat pahala dari
makan dan minummu itu.
3. Hendaknya mencuci tangan sebelum makan jika tangan kamu
kotor,
dan begitu juga setelah makan untuk menghilangkan bekas
makanan yang ada di tanganmu.
4. Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman
yang ada, dan jangan sekali-kali mencelanya.
Abu Hurairah
Radhiallaahu anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam sama sekali tidak pernah mencela
makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia
tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).
5. Hendaknya jangan makan sambil bersandar atau dalam keadaan
menyungkur.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda; “Aku
tidak makan sedangkan aku menyandar”. (HR. al-Bukhari). Dan di
dalam haditsnya, Ibnu Umar Radhiallaahu anhu menuturkan:
“Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah melarang dua tempat
makan, yaitu duduk di meja tempat minum khamar dan makan sambil
menyungkur”. (HR. Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani).
6. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari
emas dan perak.
Di dalam hadits Hudzaifah Radhiallaahu anhu
dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah
bersabda: “... dan janganlah kamu minum dengan menggunakan
bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan
dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka
(orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak”.
(Muttafaq’alaih).
7. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca
Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam bersabda: “Apabila seorang diantara kamu makan,
hendaklah menyebut nama Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika lupa
menyebut nama Allah Subhannahu wa Ta'ala pada awalnya maka
hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi”. (HR. Abu
Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani). Adapun meng-akhirinya dengan
Hamdalah, karena Rasulullah Subhannahu wa Ta'ala bersabda:
“Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila
telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum
minuman ia pun memuji-Nya”. (HR. Muslim).
8. Hendaknya makan dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada
di depanmu.
Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda Kepada
Umar bin Salamah: “Wahai anak, sebutlah nama Allah dan makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang di depanmu.
(Muttafaq’alaih).
9. Disunnatkan makan dengan tiga jari dan menjilati jari-jari itu
sesudahnya.
Diriwayatkan dari Ka`ab bin Malik dari ayahnya, ia
menuturkan: “Adalah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam makan
dengan tiga jari dan ia menjilatinya sebelum mengelapnya”. (HR.
Muslim).
10. Disunnatkan mengambil makanan yang terjatuh dan membuang
bagian yang kotor darinya lalu memakannya.
Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam bersabda: “Apabila suapan makan seorang kamu jatuh
hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu
makanlah ia dan jangan membiarkannya untuk syetan”. (HR. Muslim).
11. Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat
minum.
Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwa-sanya Nabi
Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman
atau meniupnya”. (HR. At-Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
12. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Tiada tempat yang
yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya,
cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan
tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk
makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk
bernafas”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
13. Hendaknya pemilik makanan (tuan rumah) tidak melihat ke muka
orang-orang yang sedang makan,
namun seharusnya ia menundukkan
pandangan matanya, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaan
mereka dan membuat mereka menjadi malu.
14. Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di
dalam majlis ada orang yang lebih berhak memulai,
baik kerena ia
lebih tua atau mempunyai kedudukan, karena hal tersebut
bertentangan dengan etika.
15. Jangan sekali-kali kamu melakukan perbuatan yang orang lain bisa
merasa jijik,
seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu
mendekatkan kepalamu kepada tempat makanan di saat makan, atau
berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan
menjijik-kan.
16. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu
Abbas beliau berkata, “Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang
minum dari bibir bejana wadah air.” (HR. Al Bukhari)
Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam
hadits Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi
wa Salam melarang minum sambil berdiri”. (HR. Muslim).

Minggu, 15 Desember 2013

11 cara mengatasi kecanduan onani

Kamu mau kan dipanggil sebagai seorang mukmin. Nah, di antara ciri seorang mukmin adalah yang Allah sebutkan dalam Surat Al-Mu`minun ayat 5-7:
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,(*) Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa.(*). Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.”[Q.S. Al Mukminun 5-7].



Sebagian ulama menjadikan ayat di atas sebagai landasan diharamkannya onani dan masturbasi. Karena, orang yang melakukan onani dan masturbasi termasuk mencari selain yang Allah telah halalkan. Yang berarti telah melampaui batas sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Imam Asy-Syafi’i, Imam Malik, dan ulama lainnya berdalil dengan ayat ini tentang diharamkannya onani. Hal ini juga disebutkan oleh Al-Qurthubi dalam tafsirnya. (Adhwa`ul Bayan)

Nah, buat kamu yang sudah terlanjur ‘ketagihan’ melakukannya, kami sebutkan beberapa hal yang bisa kamu lakukan buat meredakan ‘dorongan jiwa’ ini. Terapi yang ditempuh untuk menghilangkan kebiasaan haram ini di antaranya adalah:
  1. Bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Merasa senantiasa diawasi oleh Allah di mana pun berada, di kamar tidur, kamar mandi, dan di semua tempat. Seluruh aktivitas kamu nggak ada yang tersembunyi bagi Allah. Semua yang kamu lakukan akan dicatat, lalu kamu akan dapati seluruh amalannya tercatat dalam catatan amal. Allah berfirman yang artinya, “Dan diletakkanlah catatan amal, lalu engkau akan melihat orang-orang yang berbuat dosa takut terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata, “Aduhai celaka Kami, kenapa kitab ini tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.’ dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan. dan Rabbmu tidak menzalimi seorang pun”.[Q.S. Al-Kahfi:49].
  2. Sibukkan diri kamu dengan kegiatan yang bermanfaat, amal shalih, bekerja, belajar, olah raga, dan yang lainnya. Jangan banyak melamun atau kosong dari amal shalih.
  3. Cari teman baik yang bisa mengingatkan dan menasehati.
  4. Hindari pemicu syahwat, seperti ikhtilat (campur baur lawan jenis), tidak menjaga pandangan dan yang lainnya.
  5. Menikahlah. Onani dan masturbasi disebabkan dorongan syahwat yang kuat. Jadi, bagi yang mampu menikah, menikahlah. Lagipula, menikah itu banyak banget untungnya lho.
  6. Kalau belum mampu menikah, lemahkan syahwat kamu dengan puasa. Untuk poin dua dan tiga ini, Rasulullah bersabda dalam riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dari sahabat Ibnu Mas’ud z yang artinya, ”Wahai para pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah. Adapun yang belum mampu berpuasalah, sesungguhnya puasa adalah tameng baginya.”
  7. Berdoa kepada Allah, memohon kepada-Nya untuk mengilangkan kebiasaan buruk ini. Plus, berusaha sekuat tenaga agar tidak terjerumus ke dalam maksiat ini.
  8. Jangan pernah memandang remeh satu dosa pun. Al-Qadhi ‘Iyadh v mengatakan, “Ketika engkau meremehkan dosa, ketika itu pula akan besar di sisi Allah. Ketika engkau menganggap besarnya dosa, ketika itu pula akan menjadi kecil di sisi Allah.” Tumbuhkan rasa takut kepada Allah. Abdullah bin Masud z mengatakan, “Seorang mukmin melihat dosanya seolah-olah seperti melihat gunung yang khawatir akan runtuh menimpanya. Adapun seorang pendosa melihat dosanya seolah lalat yang hinggap pada hidungnya, ia kipaskan begitu saja dan terbang”. [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim].
  9. Catat dan ingat-ingat ucapan Nabi ` ini, “Siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya.” [H.R. Al-Baihaqi di dalam Syu’abul Iman, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani v dengan disandarkan kepada Imam Ahmad]. Pengen dong yang lebih daripada kesenangan ‘sekejap’ yang langsung lenyap.
  10. Jangan menyerah, selalu semangat dan minta pertolongan kepada Allah. Rasulullah ` bersabda,”Bersemangatlah dalam setiap yang bermanfaat bagimu dan mintalah selalu pertolongan Allah, jangan lemah.” [H.R. Muslim dari sahabat Abu Hurairah z].
  11. Coba kamu renungkan, Allah telah menciptakan kamu, memberikan segala fasilitas buat kamu, melimpahkan nikmat-Nya lahir dan batin. Allah ta’ala berfirman, “Tidakkah kalian perhatikan bahwasanya Allah telah menundukkan untuk kalian apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” [Q.S. Luqman:20]. Kenapa justru kamu balas dengan maksiat?

Poin terakhir, kami ingatkan, semakin besar dan berat usaha kamu, semakin besar pula pahalanya di sisi Allah. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, dari Aisyah Radhiyallaahu ‘anha, Rasulullah SAW bersabda yang artinya, ”Sesungguhnya balasanmu sesuai dengan kadar keletihanmu.”
Ayo berjuang, kamu bisa, insya Allah. Allahu a’lam.

Sumber:
tashfiyah

Bahaya onani dan solusinya

Bahaya onani
Pernahkan sobat melakukan yang namanya onani ini?
Kalau belum, jangan sampai melakukannya karena ternyata onani atau masturbasi itu ada efek samping dan akibatnya. Onani/masturbasi secara medis berbahaya bagi kesehatan akibat aktifitas yang berlebihan dari syaraf-syaraf tertentu sehingga menimbulkan ketidakseimbangan hormonal.

Beberapa akibat efek samping onani adalah impotensi/lemah syahwat, kebocoran katup air mani dan rambut rontok/kebotakan.
Onani juga menyebabkan tubuh lemah, loyo dan nyeri otot punggung dan selangkangan sehingga produktifitas kerja menjadi berkurang.
Islam mengajarkan untuk bershaum atau menikah sebagai bentuk solusi agar gejolak syahwat bisa teratasi.



Onani/masturbasi adalah kegiatan untuk memuaskan syahwat dengan cara mengeluarkan secara paksa air mani dan bisa dilakukan oleh pria maupun wanita. Secara syar’i Onani/masturbasi termasuk perbuatan yang diharamkan oleh syari’at dan merupakan perbuatan dosa.

Dalam bahasa Indonesia, Masturbasi memiliki beberapa istilah yaitu onani atau rancap, yang maksudnya perangsangan organ sendiri dengan cara menggesek-geseknya melalui tangan atau benda lain hingga mengeluarkan sperma dan mencapai orgasme.

Sedangkan bahasa gaulnya adalah coli atau main sabun yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, dengan menggunakan tambahan alat bantu sabun atau benda-benda lain, sehingga dengannya dia bisa mengeluarkan mani(ejakulasi).

Masturbasi yang terlalu sering bisa memicu aktivitas berlebih pada saraf parasimpatik. Dampaknya adalah produksi hormon-hormon dan senyawa kimia seks meningkat teramasuk asetilkolin, dopamin dan serotonin.

Tujuan Onani

Tujuan utama dari masturbasi adalah untuk mencari kepuasan atau melepas keinginan nafsu seksual dengan jalan tidak bersenggama. Dalam islam masturbasi dikenal dengan beberapa nama yaitu, al-istimna’ al-istimna’ billkaff, nikah al-yad, jildu umairah, al-i’timar atau‘adatus sirriyah. Masturbasi yang dilakukan oleh wanita, disebut al-ilthaf.

Ketidakseimbangan kimiawi yang terjadi akibat hobi masturbasi yang terlalu sering bisa memicu berbagai macam gangguan kesehatan antara lain sebagai berikut:



1. Kebocoran Katup Air Mani.
Kemampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yag tepat juga terganggu.
Akibatnya sperma dan air mani tidak hanya keluar saat ereksi, lendir-lendir tersebut bisa juga keluar sewaktu-waktu seperti ingus sekalipun penis sedang dalam kondisi lemas.

2. Rambut Rontok dan Kebotakan.
Dampak lain dari ketidakseimbangan hormon yang terjadi jika terlalu sering masturbasi adalah kerontokan rambut.
Jika tidak diatasi, lama-kelamaan akan memicu kebotakan atau penipisan rambut pada pria.

3. Impotensi dan Kemampuan Ereksi Melemah.
Gangguan pada saraf parasimpatik bisa mempengaruhi kemampuan otak dalam merespons rangsang seksual.
Akibatnya kemampuan ereksi melemah, bahkan pada tingkat yang parah bisa menyebabkan impotensi yakni gangguan seksual yang menyebabkan penis tidak bisa berdiri sama sekali.

Sangatlah jelas bahwa akibat negatif dari melakukan masturbasi dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah dan loyo sehingga aktifitas kerja akan terganggu dan menjadi tidak produktif lagi.

Setiap kali tubuhnya mengejang karena orgasme, pria akan kehilangan cukup banyak energi karena hampir semua otot akan mengalami kontraksi. Akibatnya jika terlalu sering, pria akan kehilangan gairah untuk beraktivitas dan cenderung akan merasa ngantuk sepanjang hari.

Selain itu kontraksi otot saat mengalami orgasme bisa memicu nyeri otot, terutama di daerah punggung dan selangkangan. Bagi yang melakukannya dengan tangan kosong tanpa pelumas, rasa nyeri juga bisa menyerang penis karena gesekan yang terjadi bisa menyebabkan lecet-lecet.

Efek Samping Onani Pakai Sabun dan Solusi

Beberapa jenis sabun mengandung zat yang bersifat menimbulkan rangsangan pada lapisan dalam kulit dan bersifat terlalu kuat untuk lapisan dalam kulit, sehingga menimbulkan semacam luka lecet, iritasi dan luka pada organ reproduksi anda.

Solusi


11 Cara Mengatasi Ketagihan Onani Masturbasi

Jika anda masih berat meninggalkan kebiasaan onani/masturbasi maka segeralah menikah sebagai solusi terbaik untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut.

Hindari melihat atau membaca buku, majalah, atau website yang berisikan konten haram pornografi. Dengan demikian kita tidak akan selalu terangsang, sehingga dapat menahan diri untuk tidak selalu melakukan onani. Perbanyak shaum sunnah sebagai metode yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW untuk mengekang syahwat.

Apabila kita menyibukkan diri dengan melakukan aktivitas yang seimbang antara fisik, mental dan spiritual saya yakin dorongan seksual akan teralihkan.


Sumber:
Majalah Konsultasi Kita

Etika Saat Buang Hajat

Etika Buang Hajat
1. Segera membuang hajat.
Apabila seseorang merasa akan buang air maka hendaknya bersegera
melakukannya, karena hal tersebut berguna bagi agamanya dan bagi
kesehatan jasmani.
2. Menjauh dari pandangan manusia di saat buang air (hajat).
berdasarkan hadits yang bersumber dari al-Mughirah bin Syu`bah
Radiyallaahu 'anhu disebutkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa sallam apabila pergi untuk buang air (hajat) maka beliau
menjauh”. (Diriwayat-kan oleh empat Imam dan dinilai shahih oleh Al-
Albani).
3. Menghindari tiga tempat terlarang, yaitu aliran air, jalan-jalan
manusia dan tempat berteduh mereka. Sebab ada hadits dari Mu`adz
bin Jabal Radhiallaahu 'anhu yang menyatakan demikian.
4. Tidak mengangkat pakaian sehingga sudah dekat ke tanah, yang
demikian itu supaya aurat tidak kelihatan. Di dalam hadits yang
bersumber dari Anas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: “Biasanya
apabila Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam hendak membuang
hajatnya tidak mengangkat (meninggikan) kainnya sehingga sudah
dekat ke tanah. (HR. Abu Daud dan At-Turmudzi, dinilai shahih oleh
Albani).
5. Tidak membawa sesuatu yang mengandung penyebutan Allah
kecuali karena terpaksa. Karena tempat buang air (WC dan yang
serupa) merupakan tempat kotoran dan hal-hal yang najis, dan di situ
setan berkumpul dan demi untuk memelihara nama Allah dari
penghinaan dan tindakan meremehkannya.
6. Dilarang menghadap atau membelakangi kiblat, berdasar-kan
hadits yang bersumber dari Abi Ayyub Al-Anshari Shallallaahu 'alaihi
wa sallam menyebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
sallam telah bersabda: “Apabila kamu telah tiba di tempat buang air,
maka janganlah kamu menghadap kiblat dan jangan pula
membelakanginya, apakah itu untuk buang air kecil ataupun air besar.
Akan tetapi menghadaplah ke arah timur atau ke arah barat”.
(Muttafaq’alaih).
Ketentuan di atas berlaku apabila di ruang terbuka saja. Adapun jika
di dalam ruang (WC) atau adanya pelindung / penghalang yang
membatasi antara si pembuang hajat dengan kiblat, maka boleh
menghadap ke arah kiblat.
7. Dilarang kencing di air yang tergenang (tidak mengalir), karena
hadits yang bersumber dari Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Jangan sekali-kali seorang diantara kamu buang air kecil di air yang
menggenang yang tidak mengalir kemudian ia mandi di situ”.
(Muttafaq’alaih).
8. Makruh mencuci kotoran dengan tangan kanan, karena hadits yang
bersumber dari Abi Qatadah Radhiallaahu 'anhu menyebutkan
bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Jangan
sekali-kali seorang diantara kamu memegang dzakar (kemaluan)nya
dengan tangan kanannya di saat ia kencing, dan jangan pula bersuci
dari buang air dengan tangan kanannya.” (Muttafaq’alaih).
9. Dianjurkan kencing dalam keadaan duduk, tetapi boleh jika sambil
berdiri. Pada dasarnya buang air kecil itu di lakukan sambil duduk,
berdasarkan hadits `Aisyah Radhiallaahu 'anha yang berkata: Siapa
yang telah memberitakan kepada kamu bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam kencing sambil berdiri, maka jangan kamu percaya,
sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah kencing
kecuali sambil duduk. (HR. An-Nasa`i dan dinilai shahih oleh Al-
Albani). Sekalipun demikian seseorang dibolehkan kencing sambil
berdiri dengan syarat badan dan pakaiannya aman dari percikan air
kencingnya dan aman dari pandangan orang lain kepadanya. Hal itu
karena ada hadits yang bersumber dari Hudzaifah, ia berkata: “Aku
pernah bersama Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam (di suatu
perjalanan) dan ketika sampai di tempat pembuangan sampah suatu
kaum beliau buang air kecil sambil berdiri, maka akupun menjauh
daripadanya. Maka beliau bersabda: “Mendekatlah kemari”. Maka aku
mendekati beliau hingga aku berdiri di sisi kedua mata kakinya. Lalu
beliau berwudhu dan mengusap kedua khuf-nya.” (Muttafaq alaih).
10. Makruh berbicara di saat buang hajat kecuali darurat. berdasarkan
hadits yang bersumber dari Ibnu Umar Shallallaahu 'alaihi wa sallam
diriwayatkan: “Bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki lewat,
sedangkan Rasulullah saw. sedang buang air kecil. Lalu orang itu
memberi salam (kepada Nabi), namun beliau tidak menjawabnya. (HR.
Muslim).
11. Makruh bersuci (istijmar) dengan mengunakan tulang dan kotoran
hewan, dan disunnatkan bersuci dengan jumlah ganjil. Di dalam hadits
yang bersumber dari Salman Al-Farisi Radhiallaahu 'anhu disebutkan
bahwasanya ia berkata: “Kami dilarang oleh Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa sallam beristinja (bersuci) dengan menggunakan kurang dari
tiga biji batu, atau beristinja dengan menggunakan kotoran hewan
atau tulang. (HR. Muslim).
Dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa
yang bersuci menggunakan batu (istijmar), maka hendaklah diganjilkan.”
12. Disunnatkan masuk ke WC dengan mendahulukan kaki kiri dan
keluar dengan kaki kanan berbarengan dengan dzikirnya masingmasing.
Dari Anas bin Malik Radhiallaahu 'anhu diriwayatkan bahwa ia
berkata: “Adalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam apabila
masuk ke WC mengucapkan :
ث (متفق عبيه   ائ ب خ وال   ثب خ ال  ن م  ك ب  وذ  ني أع : م إ #  له# ل ( ا
“Allaahumma inni a’udzubika minal khubusi wal khabaaits"
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari pada syetan jantan dan
setan betina”.
Dan apabila keluar, mendahulukan kaki kanan sambil mengucapkan :
ك ان  فر غ Gufraanaka (ampunan-Mu ya Allah).
13. Mencuci kedua tangan sesudah menunaikan hajat. Di dalam hadis
yang bersumber dari Abu Hurairah ra. diriwayatkan bahwasanya “Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa sallam menunaikan hajatnya (buang air)
kemudian bersuci dari air yang berada pada sebejana kecil, lalu
menggosokkan tangannya ke tanah. (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

Etika seorang muslim saat tidur dan bagun tidur


Etika Saat Tidur dan Bangun Tidur
1. Berintrospeksi diri / muhasabah sesaat sebelum tidur. 
Sangat
dianjurkan sekali bagi setiap muslim bermuhasabah (berintrospeksi
diri) sesaat sebelum tidur, mengevaluasi segala perbuatan yang telah
ia lakukan di siang hari. Lalu jika ia dapatkan perbuatannya baik maka
hendaknya memuji kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan jika
sebaliknya maka hendaknya segera memohon ampunan-Nya, kembali
dan bertobat kepada-Nya.
2. Tidur dini, berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah
Radhiallaahu anha
 
“Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam,
lalu beliau melakukan shalat”.(Muttafaq `alaih)
3. Disunnatkan berwudhu’ sebelum tidur, dan berbaring miring
sebelah kanan.
 
 Al-Bara’ bin `Azib Radhiallaahu anhu menuturkan :
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Apabila kamu akan
tidur, maka berwudlu’lah sebagaimana wudlu’ untuk shalat, kemudian
berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan...” Dan tidak mengapa
berbalik kesebelah kiri nantinya.
4. Disunnatkan pula mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring,
berdasarkan hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwasanya
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: “Apabila seorang
dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah
mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena
ia tidak tahu apa yang ada di atasnya...” Di dalam satu riwayat
dikatakan:”tiga kali”. (Muttafaq `alaih).
5. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallaahu anhu
menuturkan :”Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat
melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap. Maka Nabi
membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda :”Wahai Junaidab
(panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap)
adalah cara berbaringnya penghuni neraka”. (H.R. Ibnu Majah dan
dinilai shahih oleh Al-Albani).
6. Makruh tidur di atas dak terbuka, 
 karena di dalam hadits yang
bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi
Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur
malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah
jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan
dinilai shahih oleh Al-Albani).
7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum
tidur.
 
Dari Jabir Radhiallaahu anhu diriwayatkan bahwa sesung-guhnya
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Padamkanlah
lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu,
tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan
minuman”. (Muttafaq’alaih).
8. Membaca ayat Kursi, dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah,
Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena
banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.
9. Membaca do`a-do`a dan dzikir yang keterangannya shahih dari
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti :

(رواه أبو داود وصححه اللباني ك اد ب ع ث ع ب م ت و ي ك اب ذ ي ع ن م ق # له# ، ( ال
Allahumma qinii 'adzabaka yauma tab'atsu 'ibadaka. “Ya Allah,
peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan
kembali segenap hamba-hamba-Mu”. Dibaca tiga kali.(HR. Abu Dawud
dan di hasankan oleh Al Albani)
Dan membaca:
ا (رواه البخاري ي ح وأ ت و م م أ # له# ال ك م اس ( ب
Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa. “Dengan menyebut nama-Mu
ya Allah, aku mati dan aku hidup.” (HR. Al Bukhari)
10. Apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa
ketakutan, maka disunnatkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a
berikut ini :
(رواه أبو داود وحسنه اللباني ن رو ض ح ي ن وأ ن ي اط شي# ال ات ز م ه ن م ، و ه اد ب ر ع : ش و ه ب ض غ ن م مة# ا الت ال ات م ل ك ب ذ و ع أ
)
'Audzu bikalimaatillahit taammati, min ghodhobihi, wasyarri 'ibaadihi,
wamin hamadzaatisy syayathiini wa an yah dluruuni." Aku berlindung
dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan
hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka
kepadaku”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)
11. Hendaknya apabila bangun tidur membaca :
(رواه البخاري ر و نشB ال ه لي إ ا و ن ات م ا أ م د ع ا ب يان ح أ ي لذ# ا له# ل د م لح ( ا
"Alhamdulillaahilladzii ahyaana ba'da maa amaatanaa, wa ilaihin
nusyuur". “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami
setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan.”
(HR. Al-Bukhari)

Senin, 09 Desember 2013

Kisah Teladan Yang Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu

Kisah Teladan Yang Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu

Oleh : Al-Ustadz Kharisman
( disampaikan pada kajian Rabu Malam Kamis 27 Jumadil Awwal 1433 H/ 18 April 2012 di Masjid Perum PJB Paiton Probolinggo)

Berikut ini adalah sepenggal kisah-kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu. Semoga bisa menjadi pelajaran dan teladan bagi kita untuk bersemangat menjalankan aktifitas ilmiyyah : menempuh perjalanan menghadiri majelis ilmu, mencatat, murojaah (mengingat kembali pelajaran yang sudah didapat), membaca buku-buku para Ulama’, merangkum, meringkas, menyadur dan menyalin tulisan para ulama, mencatat faidah-faidah ilmu yang kita lihat dan dengar, mendengarkan rekaman ceramah-ceramah ilmiyyah melalui file-file audio, dan semisalnya.
Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah, bahkan menurut al-Imam asy-Syafi’i:
Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan sholat Sunnah (Musnad asySyafi’i (1/249), Tafsir alBaghowy (4/113), Faidhul Qodiir (4/355))
Kisah-kisah nyata berikut ini sebagian besar disarikan dari kitab alMusyawwaq ilal Qiro-ah wa tholabil ‘ilm karya Ali bin Muhammad al-‘Imran.

KESABARAN DAN KESUNGGUHAN MENUNTUT ILMU
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu haditssekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku
BELAJAR SETIAP HARI
Al-Imam anNawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..)
MEMBACA KITAB SEBAGAI PENGUSIR KANTUK
Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. Sehingga beliau bisa segar kembali.
BERUSAHA MENDAPATKAN FAIDAH ILMU MESKI DI KAMAR MANDI
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.
40 TAHUN TIDAKLAH TIDUR KECUALI KITAB BERADA DI ATAS DADANYA
Al-Hasan alLu’lu-i selama 40 tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada di atas dadanya.
TIDAKLAH BERJALAN KECUALI BERSAMANYA ADA KITAB
Al-Hafidz alKhothib tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca, demikian juga Abu Nu’aim alAsbahaany (penulis kitab Hilyatul Awliyaa’)
MENJUAL RUMAH UNTUK MEMBELI KITAB
Al-Hafidz Abul ‘Alaa a-Hamadzaaniy menjual rumahnya seharga 60 dinar untuk membeli kitab-kitab Ibnul Jawaaliiqy
KEMAMPUAN MEMBACA YANG LUAR BIASA
Ibnul Jauzy  sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab
Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits.
Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.
Catatan : Shahih Muslim terdiri dari  5362 hadits
Al-Hafidz Zainuddin al-Iraqy membaca Musnad Ahmad dalam 30 majelis (pertemuan)
Catatan : Musnad Ahmad terdiri dari 26.363 hadits, sehingga rata-rata dalam sekali majelis membacakan lebih dari 878 hadits.
Al-‘Izz bin Abdissalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid dalam tiga hari (Rabu, Kamis, dan Jumat) di masjid.
Al-Mu’taman as-Saaji membaca kitab al-Fashil  465 halaman (kitab pertama tentang Mustholah hadits) dalam 1 majelis.
Salah seorang penuntut ilmu membacakan di hadapan Syaikh Bin Baz Sunan anNasaa’i selama 27 majelis
Catatan : jika yang dimaksud adalah Sunan anNasaai as-Sughra terdiri dari 5662 hadits, sehingga rata-rata lebih dari 209 hadits dalam satu majelis.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albany rata-rata menghabiskan waktu selama 12 jam sehari untuk membaca buku-buku hadits di perpustakaan.
MENGULANG-ULANG MEMBACA SUATU KITAB HINGGA BERKALI-KALI
Al-Muzani berkata: Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya.
Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali.
KESUNGGUHAN MENULIS
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/ menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.
Ibnu Thahir berkata: saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali
Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku
Muhammad bin Mukarrom yang lebih dikenal dengan Ibnu Mandzhur –penulis Lisaanul Arab- ketika meninggal mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan
Abu Abdillah alHusain bin Ahmad alBaihaqy adalah seseorang yang cacat sehingga tidak memiliki jari tangan, namun ia berusaha untuk menulis dengan meletakkan kertas di tanah dan menahannya dengan kakinya, kemudian menulis dengan bantuan 2 telapak tangannya. Ia bisa menghasilkan tulisan yang jelas dan bisa dibaca. Kadangkala dalam sehari ia bisa menyelesaikan tulisan sebanyak 50-an kertas.
SANGAT BERSEMANGAT DALAM MENCATAT FAIDAH
Al-Imam anNawawy berkata: Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali.
Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali.
Abul Qosim bin Ward atTamiimy jika diberikan kepada beliau suatu kitab beliau akan membaca dari atas hingga bawah, jika menemukan faidah baru beliau tulis dalam kertas tersendiri hingga terkumpul suatu pokok bahasan khusus.
BERSAMA ILMU HINGGA MENJELANG AJAL
Abu Zur’ah arRaaziy ketika menjelang ajal dijenguk oleh sahabat-sahabatnya ahlul hadits mereka mengisyaratkan hadits tentang talqin Laa Ilaaha Illallaah. Hingga Abu Zur’ah berkata:
Abdul Humaid bin Ja’far meriwayatkan dari Sholih bin Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Muadz dari Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam: Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah maka ia masuk surga.
Kemudian Abu Zur’ah meninggal dunia
Ibn Abi Hatim berkata: Aku masuk ke ruangan ayahku (Abu Hatim arRaziy) ketika beliau menjelang ajal dalam keadaan aku tidak mengetahuinya aku bertanya kepadanya tentang Uqbah bin Abdil Ghofir apakah ia adalah Sahabat Nabi? Ayahku menggeleng. Aku bertanya: Apakah ia Sahabat Nabi? Ayahku berkata: Bukan. Ia adalah tabi’in. Tidak berapa lama kemudian Abu Hatim meninggal dunia
<< disampaikan pada kajian Rabu Malam Kamis 27 Jumadil Awwal 1433 H/ 18 April 2012 di Masjid Perum PJB Paiton Probolinggo oleh Abu Utsman Kharisman >>
Sumber: www.salafy.or.id

Senin, 11 November 2013

KEJUJURAN TAK LAGI BISA DI TEMUKAN DI SEKOLAHKU



KEJUJURAN TAK LAGI BISA DI TEMUKAN DI SEKOLAHKU

            Ulangan MID semester ganjil tlah berlalu, sebuah ujian yang dimaksudkan untuk menguji bangaimana tingkat pemahaman siswa tentang beberapa mata pelajaran selama tiga bulan ini. Tapi saya rasa tujuan ini tidak tercapai karena aku liahat begitu banyak tman-tman aku yang padasaat ulangan tidak jujur, hamper bisa aku katakana hamper semua siswa di kelas aku tidak ada yang bisa bersikap jujur.
            Aku tidak tau ini salah siapa ?.....  apa mungkin ini salah pengawasnya atau penanaman sikapke ke jujuran  pada setiap idividu sanagt kurang. Tapi menurut aku kejadian seperti ini 75% adalah kesalahan pengawas, mengapa saya saya bisa kata kan seperti itu, karna coba kita liaht perilaku guru saat mangawasi muritnya yang lagi ujian. Ada beberapa guru yang hanya dating membagikan soal dan lembar jawaban saja setelah itu dia duduk sampai bel tanda waktu ulangn telah selesai berbunyi, ada juga guru yang saat mengawasi muritnya malah tidur atau bahkan main facebook.
            Tetapi tidak semua guru seperti itu masih ada sebagian kecil yang menjalankan kewajibannya dengan baik. Tapi itu tinggal sebagian kecil saja. Dan mudah mudahan setelah menulis Artikel ini para pembaca bisa memahami bahwa pengawas sangat berperan penting dalam keberhasilannya sebuh ujian. Apabila pengawasnya melaksanakan tugasnya dengan baik maka insyaallah ujian akan sukses, dan apabila pengawasnya acuh tak acuh maka ujian yang dilaksanakan percuma alias GATOT (gagal total) atau bahkan akan meningkatkan ketidak jujuran para siswa. Aku teringat kata-kata yang sering terlontar dari sebuah penyiaran berita yang mengatakan bahwa “kejahatan bisa terjadi kalau ada kesempatan”
           

kunci meraih kesuksesan



9 kunci Meraih Kesuksesan


1.       Mempunyai etika yang baik (tau sopan santun)
2.       Jujur dan integritas
3.       Hormat pada hokum dan aturan masyaraakat
4.       Menghormati hak orang lain
5.       Cinta pada pekerjaan
6.       Berusaha keras untuk menabung dan investasi
7.       Bertanggung jawab
8.       Mau bekerja keras
9.       Tepat waktu
Insya allah kalau kita semua mengamalkan ke 9 pin di atas kita akan sukses dinia dan di akhirat

Tingkat penyerapan ilmu



Tingkat Penyerapan Ilmu


Tingkat penyerapan ilmu dipengaruhi oleh seberapa banyak indra yang kita gunakan.
Berikut ini uraian prsentase penyerapan ilmu :
10% Dari apa yang anda baca
20% Dari yang anda lihat
30% Dari yang anda dengar
50% Tentang apa yang anda lihat dan dengar
70% Dari yang anda ucpkan
80% Dari apa yang anda lakukan
90% Dari yang anda katakana dan lakukan
95% Dari yang anda ajarkan

                Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa ilmu yang kita miliki apabila kita ajarkan kepada orang lain, maka ilmu itu akan lebih mudah kita ingat apabila kita membutuhkanya. Kita juga bisa mengoptimalkan cara belajar kita dengan memfungsikan sebanyak mungkin indra yang kita punya, sebagai contohnya pada kita membaca dalam hati kita hanya akan memperoleh informasi 10%, tapi jika kita membaca dengan suara nyaring indra pendengaran kita juga akan berfungsi jadi kita bisa mendapatkan  informasi 60%  dari apa yang and abaca, ditambah lagi setelah membaca anda menulis informasi yang anda dapatkan anda bisa mendapatkan lebih banya informasi J