Rabu, 18 September 2013

Mengatur Waktu, Bukan Di Atur Waktu




Pentingnya Waktu
Banyak orang mengeluh kehabisan waktu. Bahkan, ada beberapa orang yang menganggap bahwa tujuh hari dalam seminggu terlalu sedikit. Perasaan itu muncul karena mereka tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mereka dengan waktu yang mereka miliki.
Ada banyak film dan kisah yang menceritakan perjalanan waktu. Namun di dalam dunia nyata, tidak ada mesin waktu! Waktu terus berjalan dan tidak akan dapat diputar kembali. Jika seseorang gagal berpacu dengan waktu, ia akan tertinggal. Agar tidak kalah dalam berpacu dengan waktu, apa yang bisa seseorang lakukan adalah mengatur waktu dan kegiatannya sehingga ia dapat memanfaatkan setiap jam, menit, dan bahkan detik dalam hidupnya dengan sebaik-baiknya. Tujuan rubrik ini adalah menunjukkan cara mengatur penggunaan waktu sehingga seseorang dapat menyelesaikan berbagai pekerjaannya dengan tepat waktu. Di dalam rubrik ini akan dibicarakan apa saja yang perlu dilakukan dan diperhatikan seseorang, khususnya pelajar, dalam mengatur waktu.

Membagi Waktu


Tugas utama seorang pelajar adalah belajar. Di sekolah, rumah, ataupun tempat kursus. Seorang pelajar harus melakukan pengaturan atas waktu dan kegiatan belajar. Lalu, apakah itu berarti seorang pelajar wajib menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk belajar?
                                                                                   
Bagi seorang pelajar, mengatur waktu tidak berarti ia harus menghabiskan waktunya hanya untuk belajar. Seorang pelajar tetap membutuhkan waktu untuk bersosialisasi, bersantai, dan sebagainya. Prinsip utama dari pengelolaan waktu secara efektif adalah pembagian waktu untuk setiap kegiatan. Bagaimana pun juga, waktu untuk beristirahat tidak dapat diabaikan. Ini merupakan hak setiap manusia. Tubuh dan jiwa seseorang akan letih jika diforsir terus-menerus. Sama seperti baterai yang jika dipakai terus-menerus akan kehabisan daya kekuatannya.
Walau begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa bagi seorang pelajar, sebagian besar waktunya akan habis digunakan untuk belajar. Waktu untuk belajar tersebut terbagi antara waktu belajar di sekolah dan di luar sekolah.

Dalam mengatur waktu belajar di sekolah, tugas seorang pelajar adalah menepati jadwal yang ditentukan oleh sekolah. Pada umumnya, setiap sekolah sudah menetapkan jadwal belajarnya; kapan saatnya masuk sekolah, kapan saatnya pulang, apa jadwal pelajaran hari per hari, jadwal kegiatan ekstrakulikuler, dan seterusnya.
Tantangan dalam mengatur waktu di sekolah adalah kedisiplinan pelajar dalam menaati jadwal yang diberikan. Misalnya saja, di Jakarta, belum lama ini dilakukan pengaturan ulang waktu mulai belajar bagi siswa-siswi sekolah negeri. Jika sebelumnya siswa dan siswi sekolah negeri memulai pelajarannya pukul 07.00, kini mereka diwajibkan sudah tiba di sekolah maksimal pada pukul 06.30. Ini berarti pelajar Jakarta perlu mengatur ulang waktunya di pagi hari, seperti memajukan waktu bangun tidur, sarapan, berangkat sekolah, dan seterusnya.

Kegiatan belajar di sekolah dilakukan sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditentukan. Namun, proses belajarnya tidak berhenti sampai di situ. Tugas dan mengulang pelajaran di luar sekolah diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan di rumah, tempat bimbingan belajar, dan lainnya. 
Selain belajar, di rumah, seorang anak juga mempunyai tugas dan kewajiban dalam peranannya sebagai seorang anak. Hal ini berlaku relatif dan berbeda-beda dalam setiap keluarga. Ada anak yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menjaga adik, bahkan ikut turut membantu pekerjaan orang tuanya. Tugas seperti ini dapat menyita waktu dan jika tidak diatur dengan baik dapat mengganggu waktu belajar.
Selain tugas dan kewajiban, seorang anak (pelajar) juga memiliki hak untuk beristirahat, bermain, dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Hal in penting untuk menjaga kesehatan emosinya. Setelah beristirahat, umumnya pikiran akan terasa lebih tenang sehingga seseorang dapat kembali beraktivitas dengan baik. Hal ini dapat memberi hasil yang lebih maksimal jika dibandingkan dengan melakukan satu pekerjaan secara terus-menerus tanpa henti.

Membuat Jadwal


Untuk mempermudah pengaturan kegiatan, seorang pelajar dapat menerapkan pula sistem jadwal kegiatan di sekolah untuk mengatur jadwal kegiatan di rumah. Dengan kata lain, jadwal kegiatan yang didapat dari sekolah kemudian ditambahkan dengan jadwal kegiatan pribadi di rumah (di luar sekolah).
Langkah-langkah untuk menyusun jadwal kegiatan di rumah adalah sebagai berikut.
  1. Untuk mempermudah penyusunan jadwal, lakukanlah dahulu survei kegiatan sehari-hari.
  2. Tuliskan terlebih dahulu jadwal kegiatan yang bersifat terus-menerus (reguler), seperti sekolah, bimbingan belajar, dan kegiatan ekstrakulikuler.
  3. Setelah mendaftarkan kegiatan reguler, mulailah menyusun daftar kegiatan di rumah dengan mendaftarkan tugas/kewajiban di rumah. Ketika survei, perhatikan pula beberapa aspek kebutuhan dalam pekerjaan tersebut, seperti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencuci, kapan waktu yang tepat untuk memandikan adik, seberapa sering mencabuti rumput, dan lain sebagainya.
  4. Setelah mendaftarkan seluruh tugas dan kewajiban, pilah dan masukkanlah waktu yang tepat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dengan begitu akan terlihat pembagian waktu yang jelas antara waktu belajar, melaksanakan tugas di rumah, serta waktu luang untuk bermain dan beristirahat.

Cara terbaik untuk melaksanakan jadwal kegiatan harian adalah kombinasi fleksibilitas dan disiplin. Sering kali jadwal yang telah disusun bertabrakan dengan kegiatan mendadak yang harus Anda ikuti (misalnya: ada keluarga yang sakit). Cobalah untuk tetap berdisiplin sekaligus fleksibel dengan mengganti waktu yang hilang tersebut ke waktu lain.

Jika jadwal kegiatan harian sulit dibuat karena bervariasinya kegiatan, cukup buat jadwal kegiatan mingguan dan atau bulanan. Prinsip pembuatannya sama saja, tetapi jadwal tersebut tidak dibuat secara terperinci dan mendetail. Hal-hal yang dicantumkan cukup batas waktu/ kegiatan tertentu di luar kegiatan sehari-hari, seperti jadwal ujian, batas pengumpulan tugas, acara keluarga, dan sebagainya. Untuk mempermudah pembuatan jadwal ini, gunakan kalender bulanan.
Menjalankan Jadwal


Setelah membuat jadwal, apa yang harus dilakukan selanjutnya adalah menepati jadwal tersebut. Dalam hal ini, seseorang membutuhkan kemampuan melakukan adaptasi diri. Buatlah jadwal yang jujur, sesuai dengan kemampuan, bukan jadwal yang bagus. Akan percuma saja membuat jadwal yang bagus dan terinci jika pada akhirnya tidak dapat dijalani.
Seseorang harus dapat membuat skala prioritas. Hal ini berkaitan dengan komitmen dan tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya. Ada kalanya seseorang harus mampu memilih dan memilah, pekerjaan apa yang harus didahulukan dan pekerjaan apa yang dapat ditunda terlebih dahulu. Berhati-hatilah dalam menentukan skala prioritas. Kalaupun terpaksa harus menunda pekerjaan, tentukan waktu yang jelas untuk mengganti waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini penting untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan.
Terlalu banyak rencana juga bukanlah hal yang baik. Terutama jika si pembuat rencana sadar bahwa ia tidak mungkin mengerjakan semuanya. Rencana yang terlalu banyak dapat menimbulkan stres atau bahkan frustasi jika gagal mencapainya. Fokus dalam melakukan pekerjaan ditentukan sesuai dengan skala prioritas. Oleh karena itu, ada saatnya seseorang harus mampu berkata tidak. Jika seseorang sadar bahwa ada hal-hal yang harus ia dahulukan, ia harus mampu mengatakan tidak pada penawaran lainnya.
Salah satu cara untuk mengurangi beban pekerjaan adalah dengan mencoba menjalani dua (atau lebih) pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya, saat diminta menjaga adik, ajak adik mengerjakan pekerjaan rumah (PR) bersama. Dengan begitu, tugas mengerjakan (PR) dan menjaga adik dapat dilakukan bersamaan. Cara ini juga berguna untuk menghemat waktu.
Pada akhirnya, orang yang paling memahami batas kemampuan diri adalah orang yang bersangkutan. Menolak dan bersikap jujur terhadap kemampuan diri akan lebih baik daripada memaksakan diri. Buatlah tujuan yang dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki.
Evaluasi
Setelah membuat dan beradaptasi dengan jadwal rencana yang telah dibuat, lakukan pula evaluasi. Lihat kembali kesesuaian antara jadwal yang telah dibuat dan realita di lapangan. Sanggupkah diri melaksanakan jadwal yang telah dibuat? Jika jadwal terlalu berat untuk dilaksanakan, jangan ragu mengubahnya! Berdasarkan skala prioritas, perhatikan kegiatan yang yang perlu digeser. Namun sebaliknya, jika jadwal yang dibuat terlalu longgar dalam artian sering dapat ditepati dalam waktu yang lebih singkat daripada target, ada baiknya jadwal dipadatkan. Dengan begitu akan didapat jadwal kosong yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.

Bad things happen! Ada kalanya jadwal yang telah dibuat berantakan begitu saja. Pada akhirnya, sang pembuat jadwal stress karena kegagalannya menepati jadwal dan tumpukan pekerjaan yang terus menggunung. Jika hal ini yang terjadi, coba dilihat dahulu, apa yang menyebabkan kegagalan tersebut. Apabila seseorang gagal menepati jadwal karena ada urusan yang mendadak atau sakit, berarti hal itu mungkin hanya berlaku pada saat itu saja. Jika seseorang gagal menepati jadwal karena keengganannya melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal, berarti ia perlu meningkatkan kedisiplinan dan mengurangi jumlah pekerjaannya. Sementara itu, jika seseorang gagal menepati jadwal walaupun ia sudah berusaha menepati jadwal yang dibuatnya, ia perlu mengevaluasi kembali jadwal yang dibuatnya dan jumlah pekerjaannya.


Penggunaan Alat Bantu


Untuk mempermudah pelaksanaan pengaturan waktu, dapat pula digunakan alat bantu. Alat bantu ini dapat bermacam-macam. Alat yang paling sederhana adalah agenda. Agenda berfungsi sebagai tempat mencatat jadwal dan daftar kegiatan. Dengan adanya agenda, seseorang dapat memeriksa dulu jadwalnya sebelum membuat janji baru. Hal ini berguna untuk menghindari bentroknya jadwal.
Pada era digital sekarang ini, fungsi agenda sudah banyak digantikan oleh telepon selular (ponsel) dan personal digital asisstant (PDA). Sebagian besar ponsel dan PDA yang beredar di pasaran saat ini sudah memasukkan fungsi agenda. Hal ini memudahkan penggunanya karena ia cukup membawa ponsel dan PDA sebagai pengganti agenda.
Alat lain yang juga diperlukan untuk mengatur waktu adalah jam. Jam merupakan alat untuk mengetahui pergerakan waktu. Oleh karena itu, jam menjadi alat yang mutlak dibutuhkan dalam mengatur waktu. Bagaimana bisa seseorang menepati jadwal yang dibuatnya jika tidak mengetahui waktu (pukul).

Penutup
Berikut ini beberapa tips yang dapat diperhatikan dalam mengatur waktu.
  1. Susunlah sebuah rencana/jadwal kegiatan secara realistis.
  2. Bersikaplah disiplin sekaligus fleksibel dalam menghadapi jadwal kegiatan.
  3. Buatlah skala prioritas.
  4. Lakukan adaptasi diri terhadap jadwal kegiatan.
  5. Belajarlah mengatakan tidak.
  6. Luangkan waktu untuk beristirahat.
  7. Cobalah menggabungkan beberapa pekerjaan dalam satu waktu.

8 LANGKAH MENGATUR WAKTU BELAJAR ANDA



8 LANGKAH MENGATUR WAKTU BELAJAR ANDA
KOMPAS.com - Menjadi mahasiswa memang menyenangkan, namun Anda tahu bahwa Anda harus bertanggung jawab sendiri terhadap waktu dan keuangan Anda. Waktu terus bergulir dan harus dimanfaatkan dengan baik agar Anda bisa mencapai hasil maksimal dalam studi Anda.

Terlalu banyak waktu untuk belajar sama buruknya dengan terlalu banyak bermain. Aturlah dengan proporsional. Langkah-langkah berikut bisa membantu Anda untuk mengatur waktu dengan baik.

1. Ketahui waktu personal
Untuk mulai mengatur waktu, Anda perlu mengetahui terlebih dulu alokasi waktu Anda dan sisa waktu yang tersisa. Survei waktu personal akan membantu Anda untuk memperkirakan waktu yang biasa Anda habiskan untuk aktivitas rutin.

Untuk memperoleh perkiraan yang akurat, Anda harus menelusuri waktu yang Anda habiskan dalam sepekan. Caranya, perkirakan waktu yang Anda habiskan untuk setiap aktivitas per hari, lalu kalilah dengan tujuh untuk mendapatkan total aktivitas rutin Anda dalam sepekan. Setelah itu, kurangkan dengan 168, total jam dalam sepekan. Sisa waktu ini adalah waktu-waktu yang harus Anda alokasikan untuk belajar.

___x7 = ___ waktu tidur
___x7 = ___ waktu mandi dan berdandan
___x7 = ___ waktu makan termasuk persiapannya
___x7 = ___ waktu jalan-jalan pad ahari kerja
___x7 = ___ waktu jalan-jalan pada akhir pekan
___x7 = ___ waktu untuk sesi khusus, seperti beribadah, kursus, dsb
___x7 = ___ waktu untuk mengerjakan tugas
___x7 = ___ waktu bekerja
___x7 = ___ waktu untuk kuliah
___x7 = ___ rata-rata waktu untuk bersosialisasi, nongkrong (cobalah jujur)
TOTAL = ___
Sisa waktu Anda: 168 jam - (TOTAL) = ___


2. Formula jam belajar
Untuk mencapai nilai yang baik, Anda tentu perlu mengalokasikan waktu belajar setiap pekan dengan baik pula. Gunakan aturan praktis, seperti belajar dua jam per pekan untuk mata kuliah yang mudah, tiga jam di kelas untuk kelas mata kuliah yang lebih sulit dan empat jam untuk kelas mata kuliah yang sulit.

Misalnya, mata kuliah kalkulus ditetapkan sebagai kelas sulit sehingga perlu 12 jam dalam sepekan untuk mempelajarinya secara khusus. Jika perlu, mengalokasikan lebih banyak jam bisa dilakukan.

____x2 = ____ jam belajar mata kuliah yang mudah
____x3 = ____ jam belajar mata kuliah yang lebih sulit
____x4 = ____ jam belajar mata kuliah yang paling sulit
TOTAL = ____

Bandingkan jumlah jam yang Anda dapatkan di sini dengan hasil survei sebelumnya. Ini waktu dimana banyak mahasiswa akan sedikit stres. Namun, yakinkan diri bahwa tak perlu cemas. Ini bukan sekadar soal kuantitas waktu belajar, namun juga menentukan kualitas. Cobalah selama seminggu dan buat penyesuaian yang diperlukan.

3. Jadwal harian
Banyak metode yang dapat disesuaikan dengan kepribadian Anda, bisa berupa buku catatan, poster yang ditempel ke dinding kamar Anda atau cuma kartu 3x5 cm.

Setelah Anda menentukannya, mulailah dengan memasukkan jadwal utama, seperti kelas kuliah, bekerja, makan, dan sebagainya. Lalu masukkan jadwal belajar Anda seperti yang sudah Anda rumuskan di poin 2. Aturlah agar Anda belajar pada jam-jam saat Anda masih bersemangat. Jadwalkan istirahat selama 10 menit dalam setiap jamnya.

Pikirkan secara realistis. Jika Anda mengambil waktu kursus, Anda harus sadar bahwa Anda perlu menyediakan waktu tambahan untuk kembali mempelajarinya di luar waktu kursus. Jika Anda tidak menemukan waktu lagi untuk belajar atau akhirnya benar-benar tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi, Anda bisa meringankan beban Anda. Pikirkan hal-hal yang paling penting bagi Anda untuk saat ini.

4. Tak perlu perfeksionis
Mencoba untuk menjadi orang yang perfeksionis hanya akan membawa Anda pada keterpurukan. Tak ada orang yang sempurna. Tugas-tugas yang sulit biasanya dihindari dan ditunda. Anda perlu menetapkan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga perlu tantangan.

5. Belajar untuk berkata 'tidak'
Sebagai contoh, seorang teman ingin mengajak Anda menonton film malam ini. Padahal Anda sudah menjadwalkan besok waktunya bersosialiasi dan malam ini Anda harus belajar dan mencuci pakaian. Anda sebenarnya tidak tertarik. Anda ingin mengatakan tidak, namun Anda tidak suka mengecewakan orang lain. Mengatakan "tidak" dengan sopan harus menjadi kebiasaan. Berani berkata "tidak" membuat Anda bebas menggunakan waktu untuk hal-hal yang penting.

6. Belajar menetapkan prioritas
Prioritaskan tanggung jawab dan janji Anda. Banyak orang tidak tahu cara memprioritaskan sesuatu dan mudah menunda-nunda pekerjaan.

Salah satu metode yang bisa membantu Anda adalah daftar ABC. Tempatkan hal-hal yang harus dilakukan hari itu juga dalam kelompok A. Sementara hal-hal yang bisa diselesaikan dalam seminggu bisa dimasukkan dalam kelompok B, hal yang bisa dilakukan dalam waktu sebulan dimasukkan saja ke dalam kelompok C.

7. Mengombinasikan lebih dari satu aktivitas
Saran lainnya adalah mencoba untuk menggabungkan sejumlah aktivitas dalam satu waktu. Ketika berangkat ke sekolah, Anda bisa sekaligus mendengarkan rekaman catatan. Ini memungkinkan waktu belajar selama satu atau dua jam dalam sehari. Ketika Anda menonton, bisa sekaligus menghitung pengeluaran Anda. Jadilah kreatif.

8. Kesimpulan
Setelah menetapkan dan mematuhi jadwal menjadi kebiasaan, Anda akan menyesuaikan diri. Jujurlah pada diri sendiri dalam membuat dan menaatinya. Lebih mudah untuk melakukan sesuatu dengan waktu tersisa daripada mencari waktu ekstra untuk melakukan sesuatu.

Tips Memilih Jurusan Kuliah


Memilih jurusan yang ingin ditekuni di bangku kuliah itu susah-susah gampang. Terutama buat kamu yang baru saja tamat SMU dan akan melanjutkan kuliah S1. Bila salah memilih jurusan, akibatnya bisa saja drop-out dari kampus atau lulus dengan nilai tidak memuaskan.  Terlebih bila kamu berniat untuk kuliah di luar negeri, dana dan usaha yang dikeluarkan bakal lebih besar daripada kuliah di dalam negeri. Kalau sampai salah memilih jurusan, kerugiaannya pasti juga lebih besar. Karena itu, baca dulu tips singkat berikut untuk memilih jurusan yang paling tepat buat kamu:
1. Motivasi untuk kuliah
Hal paling penting saat memilih jurusan adalah menentukan apa alasan utama kamu untuk melanjutkan pendidikan. Mungkin kamu menyukai dan merasa memiliki kemampuan di jurusan tertentu. Misalnya, sejak di bangku SMU, kamu sangat suka pelajaran bahasa Inggris dan nilai kamu untuk mata pelajaran ini selalu bagus. Maka ketika ingin memilih jurusan kuliah, jurusan Studi Bahasa Inggris kemudian dirasakan sebagai pilihan yang tepat.
Buat yang sudah bekerja dan berniat melanjutkan kuliah ke luar negeri, peningkatan karir mungkin merupakan alasan utama saat memilih jurusan atau mungkin pula karena ingin melakuan perubahan pada karir yang sudah dijalani selama ini. Kembali ke bangku kuliah merupakan salah satu cara efektif untuk mewujudkannya. Bila masih ragu, minta pendapat rekan kerja atau senior di bidang pekerjaan yang digeluti, mereka bisa menjadi sumber informasi mengenai jurusan yang tepat bagi perkembangan karir berikutnya.
2. Peluang karir di masa depan
Umumnya siswa melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah adalah karena ingin berkarir di suatu bidang tertentu setelah lulus nanti. Minat dan kemampuan merupakan faktor penting saat memilih jurusan, tapi ada baiknya peluang karir juga menjadi pertimbangan. Untuk beberapa jurusan, seperti antropologi memiliki peluang karir yang lebih sedikit dibandingkan jurusan bisnis dan ekonomi, komunikasi atau kedokteran. Bila kamu memilih untuk kuliah di luar negeri, manfaatkan kesempatan untuk magang atau mencari kerja setelah lulus di negara tempat kuliah. Beberapa jurusan menjanjikan karir yang lebih beragam di luar negeri dibandingkan di Indonesia.
3. Lama masa kuliah
Lama masa kuliah di luar negeri berbeda dengan di Indonesia. Program kejuruan (vocational) berdurasi 6-12 bulan, program S1 di luar negeri berdurasi 3-4 tahun dan program S2 berdurasi 1-2 tahun tergantung dari negara tujuan kuliah. Pilihan ini bergantung pada kesiapan dana dan mental. Beberapa universitas menawarkan program paruh waktu yang bisa diambil bila ingin sambil bekerja di luar negeri.
Teakhir, lihat daftar jurusan lengkap yang ditawarkan di luar negeri untuk membantu kamu memilih jurusan yang paling tepat untuk kamu.